Penyakit Ebola merupakan penyakit yang sudah lama ditemukan, pertama diidentifikasi di Benua Afrika tepatnya di Provinsi Sudan dan di wilayah Zaire pada tahun1976. Namun dalam beberapa waktu belakangan ini Penyakit Ebola menjadi momok yang sangat menakutkan bahkan lebih ganas dari penyakit AIDS.
Ebola merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Ebola Haemmorhagic Fever dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang menyebabkan demam akut, masa inkubasi virus ini sekitar 8 sampai 21 hari. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah terjadinya demam, muntah-muntah, diare, kelemahan otot, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Kemudian terjadinya kerusakan pada hati dan ginjal serta terjadinya pendarahan di dalam dan diluar tubuh. Tingkat Morbiditasnya sangat tinggi dan juga tingkat Mortalitasnya mencapai 80% hingga 100% dalam setiap kasus.
Penyakit Ebola merupakan penyakit Zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan dan sebaliknya. Penyakit ini dilaporkan pertama kali menyerang Babon, sejenis monyet besar ekor pendek di daerah Afrika. Penyakit ini juga bisa ditularkan dari jenis kera yang lain seperti gorila, sipanse dan kelelawar buah.
Penularan penyakit Ebola melalui kontak langsung dengan penderita, berupa darah, cairan tubuh seperti air liur, sperma, eksudat dan jaringa tubuh yang terinfeksi.
Dilansir dari situs ABCNews, (5/8/2014) Dr. Willian Schaffner dari Vanderbilt University di Nashville, AS mengatakan, virus ini termasuk ke dalam golongan langka. Karenanya, hingga saat ini para ilmuwan masih kesulitan melakukan studi lebih jauh untuk meneliti virus ini. Masih menurut Willian, penyakit ini jarang terjadi, sehingga perusahaan farmasi belum tertarik untuk berinvestasi membuat vaksin untuk melindungi manusia dari penyebaran virus ini.
Di sisi lain, direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease, Dr. Anthony Fauci mengatakan, sejak Maret lalu, para peneliti telah melakukan riset untuk mengembangkan vaksin ebola.
Vaksin Ebola harus segera diciptakan untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini ke daerah yang lebih luas, apabila diperlukan harus dilakukan isolasi daerah endemik Ebola dan upaya karantina di daerah sekitar Endemik. Beberapa hari belakangan ini Maskapai penerbangan menuju ke daerah Afrika banyak yang dibatalkan, hal ini dilakukan untuk mencegah meluasnya wabah Ebola.
Di Indonesia, Departemen Kesehatan terkait harus lebih dini waspada bahaya Ebola, melakukan upaya pencegahan terutama di tempat lalulintas masyarakat seperti Bandara, Pelabuhan, dan tempat lainya dengan melakukan pemeriksaan dan karantina, dan bila perlu dilakukan deportasi kepada penderita yang terindetifikasi penyakit Ebola.